"Jl. Gemini No.43 RT.21 Kampung Tator Sangatta-Kutai Timur"

Renungan Harian | Rabu, 25 September 2019



Jemaat Rama Sangatta | Syalom saudara/i kali ini admin akan membagikan renungan harian untuk menjadi penuntun menjalani hari ini. Admin berharap melalui renungan ini bapak/ibu serta saudara-saudari dituntun supaya setiap hari ada waktu indah untuk bersaat teduh di bawah tuntunan dan pimpinan Firman Tuhan. Setiap kita diharapkan menikmati anugerah Tuhan serta bertanggungjawab menggunakan waktu yang Tuhan anugerahkan dalam perjalanan hidup kita. Bagikan renungan ini melalui media sosial yang anda gunakan untuk berinteraksi kepada orang-orang disekitar anda, supaya mereka juga turut merasakan kuasa kasih karunia Tuhan melalui Yesus Kristus Juruselamat kita.

Renungan Harian | Rabu, 25 September 2019
www.ppgtjrs.blogspot.com

Bacaan Alkitab: Amsal 21 : 10 - 16

¹⁰Hati orang fasik mengingini kejahatan dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya. ¹¹Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan beroleh pengetahuan. ¹²Yang Mahaadil memperhatikan rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan. ¹³Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia  sendiri berseru-seru. ¹⁴Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan marah, dan hadiah yang dirahasiakan meredakan kegeraman yang hebat. ¹⁵Melakukan keadilan adalah kesukaan bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat. ¹⁶Orang yang menyimpang dari jalan akal budi akan berhenti di tempat arwah-arwah berkumpul.

Renungan:

"Jadilah Bijak dan Bersuaralah"
(Dadikomi to kinaa sia ma'kadakomi)

Orang sering beranggapan bahwa kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku, tetapi juga karena adanya kesempatan. Ini tentu sulit di bantah. Namun ada pernyataan lain yang patut di perhatikan. Konon, maraknya kejahatan bukan hanya karena niat, kesempatan, dan bertambahnya jumlah orang-orang jahat tetapi juga karena orang-orang baik lebih memilih berdiam diri. Orang-orang baik ini peduli namun respon mereka adalah diam dan tidak melakukan apa-apa.

Salomo menggambarkan bagaimana perilaku orang-orang fasik dan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang bijak. Menurutnya, dalam hati orang fasik hanya ada keinginan untuk berbuat jahat (ay. 10). Karena itu, jangan heran jika kejahatan tampak banyak kerena satu orang fasik saja bisa melakukan berbagai macam tindakan jahat. Lalu, apa yang harus dilakukan orang-orang bijak? Menurutnya, orang bijak akan memperoleh pengetahuan (ay. 11) mau membuka telinga untuk orang-orang lemah (ay. 13) dan menantang orang fasik dengan mengupayakan keadilan (ay. 15). Orang-orang bijak tidak perlu takut dengan orang fasik karena Allah berada di pihak mereka. Orang-orang fasik akan menerima hukuman (ay. 11). Allah akan menjerumuskan mereka ke dalam kecelakaan (ay. 12). Orang fasik akan berakhir dalam kematian kekal (ay. 16).

Orang-orang baik harus bersuara. Jika orang mengatakan bahwa diam itu emas maka emas yang tersembunyi tetap tidak ada artinya. Allah telah memperlengkapi orang-orang bijak dengan pengetahuan. Pengetahuan itu sangat berarti untuk menekan perilaku orang-orang fasik yang meresahkan. Jadilah bijak dan bersuaralah karena kebenaran. Amin

Tuhan Yesus Memberkati.
Copyright by BPSGT.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Renungan Harian | Rabu, 25 September 2019

0 komentar:

Posting Komentar