"Jl. Gemini No.43 RT.21 Kampung Tator Sangatta-Kutai Timur"

Renungan Harian | Kamis, 19 September 2019

Jemaat Rama Sangatta | Syalom saudara/i kali ini admin akan membagikan renungan harian untuk menjadi penuntun menjalani hari ini. Admin berharap melalui renungan ini bapak/ibu serta saudara-saudari dituntun supaya setiap hari ada waktu indah untuk bersaat teduh di bawah tuntunan dan pimpinan Firman Tuhan. Setiap kita diharapkan menikmati anugerah Tuhan serta bertanggungjawab menggunakan waktu yang Tuhan anugerahkan dalam perjalanan hidup kita. Bagikan renungan ini melalui media sosial yang anda gunakan untuk berinteraksi kepada orang-orang disekitar anda, supaya mereka juga turut merasakan kuasa kasih karunia Tuhan melalui Yesus Kristus Juruselamat kita.

Renungan Harian | Kamis, 19 September 2019
www.ppgtjrs.blogspot.com

Bacaan Alkitab: Keluaran 23 : 1 - 13

¹ "Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. ² Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum. ³Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya. ⁴Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu. ⁵Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya. ⁶Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam perkaranya. ⁷Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah. ⁸Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar. ⁹Orang asing jangan kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. ¹⁰Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan hasilnya, ¹¹ tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan kebun anggurmu dan kebun zaitunmu. ¹²Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada hari ketujuh haruslah engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan orang asing melepaskan lelah. ¹³Dalam segala hal yang Kufirmankan kepadamu haruslah kamu berawas-awas, nama allah lain janganlah kamu panggil, janganlah nama itu kedengaran dari mulutmu."

Renungan:

PENERIMA INFORMASI YANG KRITIS
(Umpemaranga Melo Kareba Ma'patia'bak)

"Janganlah kamu menyebarkan berita bohong..." Dalam Bahasa Ibrani, kata yang dipakai untuk "menyebarkan" adalah kata tissa, yang juga berarti menerima. Dengan kata lain, jangan menerima berita bohong begitu saja, mempercayainya, lalu mengambil tindakan berdasarkan kabar bohong tersebut. Hal ini sejalan dengan kalimat berikutnya, yang mengajak kita untuk tidak memberi dukungan kepada orang-orang yang memberi kesaksian palsu. Kedua ajakan yang berada dalam satu kalimat ini merupakan penjabaran dari hukum kesembilan.

Kadang kala kita tidak bisa menghindarkan diri mendengarkan berbagai berita palsu, baik melalui perjumpaan dengan teman, komunitas, maupun melalui media-media sosial. Melalui bacaan kita hari ini, kita diajak, sebagai penerima informasi untuk tidak menerima dan mempercayainya begitu saja, apalagi ikut menikmati dan "menggoreng" berita palsu itu. Singkat kata, kita perlu mengolah dan mengkritisi berita yang kita terima.

Menerima, menyebarkan, dan bertindak berdasarkan kabar bohong tentu ada konsekuensinya sendiri. Hal ini jelas kita lihat dalam hidup kita sehari-hari, sering kali kebencian, kemarahan mewarnai relasi kita dalam hidup bertetangga, hidup berkomunitas oleh karena berita palsu. Berapa banyak persahabatan, hubungan kekeluargaan yang retak karena kabar bohong? Seperti disebutkan dalam Amsal 25:23, "...penyebar berita palsu/lidah pemfitnah pasti mendatangkan kemarahan." Dalam lingkungan yang lebih luas, dalam hal hidup ini hidup bernegara, berita palsu terasa begitu biasa, sampai kita bingung membedakannya. Semoga bacaan kita hari ini terus memotivasi kita untuk menjadi penerima informasi yang kritis. Amin

Tuhan Yesus Memberkati.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Renungan Harian | Kamis, 19 September 2019

0 komentar:

Posting Komentar