ppgtjrs_ Bacaan Alkitab: (20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. (21) Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." (22) Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
www.ppgtjrs.blogspot.com
(23) Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." (24) Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. (25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayananmu, (27) dan barangsiapa ingin menjadi terkemua di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Renungan:
Pernahkah anda meminta jabatan tetapi permintaan itu sulit di kabulkan? Atau pernahkah anda melihat seseorang yang meminta jabatan karena kedekatannya dengan yang kepadanya meminta jabatan? Atau pernahkah anda menyaksikan istilah bagi-bagi jabatan pada instansi atau lembaga-lembaga tertentu?
Yohanes dan Yakobus berharap bisa mendampingi Tuhan Yesus dalam kerajaan-Nya. Mungkin mereka merasa bahwa mereka adalah murid terdekat-Nya yang telah meninggalkan segala sesuatu untuk melayani bersama Yesus. Permintaan mereka justru disampaikan pada saat Yesus sedang menggumuli penderitaan salib yang akan dihadapi-Nya (ay. 17-19). Bagi mereka, Tuhan Yesus akan menjadi raja yang akan menghancurkan penjajah Romawi sehingga sangkanya kelak mereka akan memerintah bersama-Nya. Kemarahan sepuluh murid lainnya terhadap Yohanes dan Yakobus menunjukkan bahwa sebenarnya mereka merasakan kecemburuan saat Yohanes dan Yakobus meminta kedudukan tersebut (ay. 24). Namun Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Surga berbeda dengan pemerintahan dunia. Di dalam dunia orang yang berkuasa yang ingin di layani dinyatakan-Nya bahwa Ia rela mati sebagai tebusan demi keselamatan setiap orang (ay. 26 - 28).
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita telah menjadikan Kekristenan kita sebagai pribadi yang melayani? Atau apakah kita menjadikan jabatan kita baik sebagai pemerintah, maupun Majelis Gereja atau pengurus OIG sebagai posisi jabatan yang dilayani atau sebagai posisi jabatan yang akan melayani? Mari kita meraba Kekristenan kita apakah selama ini kita harus melayani ataukah harus di layani. Amin
Copyright by BPSGT (Renungan Harian Toraya - 31 Agustus 2019)